Teknologi Informasi (TI) yang identik dengan computer yang ada saat ini merupakan perkembangan teknologi yang evolusinya sangat cepat dan semakin canggih dengan penerapan di berbagai bidang ilmu dan pekerjaan. Tak dapat dipungkiri, saat ini dunia digital sebagai produk dari derasnya arus globalisasi dan juga pesatnya kemajuan teknologi, sudah merambah ke berbagai aspek kehidupan. Bahkan seolah telah menjadi bagian dari kehidupan itu sendiri, seperti halnya dalam menjalin pertemanan dalam dunia digital kita akan mengenal akrab dengan situs facebook atau friendster. Untuk menemani aktivitas juga kita terbiasa dengan lantunan lagu mp3 dari personal computer / PC, bahkan dapat kita simak secara streaming di situs Youtube tanpa harus repot-repot mencari dan membeli cd atau cassete-nya. Tak terkecuali bidang arsitektur.
Dalam arsitektur masa kini, dikenal istilah baru “arsitektur digital”, sebuah istilah yang muncul sehubungan dengan tuntutan zaman akan kebutuhan teknologi. Sesuai namanya, arsitektur digital bermakna bahwa dunia arsitektur pun menggunakan berbagai produk digital sebagai bagian dari upaya desain. Dunia digital hadir dalam arsitektur sebagai sebuah teknologi yang membantu meningkatkan kwalitas dan kwantitas serta keefektifan dan kefisienan kerja. Baik itu dalam proses menganalisis, merancang/mendesain, dan lain-lain. Produk-produk tersebut berupa software seperti AutoCAD, 3ds max, ArchiCAD, SketchUp, hingga Photoshop, Corel Draw, Macromedia, dan lainnya.
Lantas apa sih manfaat dari Teknologi Informasi bagi arsitektur? Berdasarkan hasil penelusuran dari berbagai artikel di internet, bisa sedikit disimpulkan sebagai berikut:
Sebenarnya masih banyak sekali manfaat Teknologi Informasi (TI) yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, tapi terkait dengan hal itu, muncul sebuah pertanyaan baru, “Bagaimana kita menyikapi arsitektur digital?”
Kehadiran dunia digital dalam arsitektur ‘memaksa’ seorang arsitek atau desainer interior untuk dapat menguasainya, setidaknya menguasai kompetensi dasarnya. Karena pada era sekarang ini, kemampuan penguasaan teknologi terkadang bisa menjadi syarat mutlak untuk mampu berdaya saing. Namun meski telah menguasai konpetensi arsitektur digital sedemikian rupa, janganlah kita melupakan manual drawing. Secanggih apapun software arsitektur digital, pastilah terdapat kekurangan. Jadi walau bagaimanapun, kemampuan menguasai dunia digital pun harus dibackup dengan kemampuan hand drawing yang bagus pula.
|
Papa, bolehkah aku beli waktu papa satu Jam saja?
-
Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul 21.00 malam.
Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu sangat melelahkan baginya.
Sesampainya dirumah ...
2 minggu yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar